SUBANG – Aksi demonstrasi sejumlah buruh tambang terjadi di depan gedung DPRD Subang dengan tuntutan agar kegiatan tambang kembali diizinkan beroperasi.
Aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Subang ini sempat berlangsung panas ketika aspirasi para buruh tambang tak kunjung mendapat kejelasan.
Perwakilan massa telah dua kali berdialog dengan pihak DPRD Subang dan perwakilan Pemkab Subang.
Dalam pertemuan pertama yang digelar sebelum waktu salat Jumat, DPRD Subang memberikan dua rekomendasi utama:
Meminta Pemkab Subang segera membentuk Tim Investigasi untuk meneliti aktivitas tambang, baik yang legal maupun ilegal.
Mengusulkan kepada Pj. Bupati Subang untuk menyampaikan percepatan penerbitan izin pertambangan rakyat (IPR) dan IUPOP kepada Pj. Gubernur Jawa Barat, sehingga tambang rakyat dapat beroperasi sesuai aturan yang berlaku, terutama guna mendukung Proyek Strategis Nasional.
Kedua rekomendasi tersebut diterima oleh perwakilan massa. Namun, buruh yang masih bertahan di depan gerbang DPRD menolak membubarkan diri.
Mereka mendesak agar tambang segera dibuka kembali, mengingat para buruh telah dua pekan kehilangan penghasilan akibat penutupan tambang.
Dialog kedua berlangsung pukul 14.00 hingga 15.30 WIB. Namun, proses ini berlangsung alot dan memicu aksi yang kurang kondusif dari massa.
Beberapa pengunjuk rasa melemparkan bambu dan botol air mineral ke arah petugas, bahkan mencoba merobohkan pagar gedung DPRD.
Situasi mulai terkendali ketika salah satu perwakilan demonstran mengumumkan bahwa tambang akan diizinkan beroperasi kembali keesokan harinya, dengan catatan proses perizinan tetap dilanjutkan.
Pernyataan tersebut membuat massa membubarkan diri secara tertib. Namun, Ketua DPRD Subang, Victor Wirabuana Abdurachman, membantah klaim perwakilan pendemo tersebut.
“Hasil audiensi pertama sebelum salat Jumat dan pertemuan kedua tetap sama. Kami tidak merekomendasikan pembukaan tambang kembali esok hari. Apa yang disampaikan perwakilan massa tidak sesuai dengan keputusan audiensi,” tegas Victor.
Dengan adanya perbedaan informasi ini, situasi tambang di Subang masih menyisakan tanda tanya besar, terutama bagi para buruh yang mengandalkan mata pencaharian dari sektor tersebut.***