Ketua APDESI Jabar Klarifikasi Soal Senpi

KARAWANG – Mungkin tidak ada maksud untuk “Kebat kliwat gancang pincang” yang artinya orang yang bertindak tidak berhati hati/lalai maka akan celaka.

Beberapa hari ini publik khususnya media masa menyoroti persoalan Senjata Api (Senpi) yang dibawa Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Jawa Barat, Sukarya WK, saat kegiatan Rakerda APDESI Karawang, di Hotel Akshaya pada Kamis (23/1/2025) kemarin.

Kepada Opiniplus.com, Sukarya atau Lurah Weka (sapaan akrab) menceritakan, saat itu ia baru selesai kegiatan di DPMD Jabar dan mendapatkan undangan Rakerda APDESI Karawang.

Tak sempat ganti pakaian, Lurah Weka langsung meluncur ke Akshaya Hotel. Selesai memenuhi undangan panitia, Lurah Weka ke luar hotel dan langsung disambut para awak media yang ingin wawancara seputar isu pemerintahan desa.

Saat bersandar di mobil dan berbincang santai, Senpi dipinggang Lurah Weka ‘nongol’ dan difoto oleh awak media. Sontak esok harinya beberapa media masa memberitakan Senpi yang dibawa Lurah Weka tersebut.

Atas persoalan ini, Lurah Weka mengaku tidak menyalahkan wartawan yang memberitakannya. Karena menurutnya, itu semua hak dari media masa. Bahkan Lurah Weka mengaku sudah memberikan klarifikasi ke beberapa awak media atas persoalan ini. Termasuk kepada wartawan yang memotret Senpi dipinggangnya.

Tidak ada maksud menakut-nakuti, gaya-gaya’an, pamer atau bahkan lebay. Menurut Lurah Weka, Senpi yang dibawanya hanya untuk berjaga-jaga. Karena selain sebagai Ketua APDESI Jabar, Lurah Weka juga diketahui sebagai pengusaha yang banyak pesaingnya.

Terlebih ia diketahui sebagai Anggota Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia) dengan izin kepemilikan Senpi khusus.

“Gak ada niatan ke situ, nakut-nakutin, pamer atau lainnya. Lagian saya orangnya gak pernah marah-marah, apalagi nakut-nakutin orang. Kalo lagi marah paling saya pergi. Saya pengen banyak temen. Gak mungkin saya nakut-nakutin orang dengan Senpi,” tutur Lurah Weka, sambil menunjukan surat-surat izin kepemilikan Senpi resmi, Sabtu (25/1/2025).

Namun demikian, Lurah Weka mengakui ‘kelalaiannya’. Karena biasanya Senpi tersebut ia taro di mobil, gak pernah dibawa-bawa saat hadir di kegiatan resmi.

“Itu murni kelalaian saya. Mungkin karena badan saya agak gemuk, sampe gak ‘engeuh’ masih ada Senpi dipinggang. Bahkan saat itu habis dari acara DPMD Jabar, saya gak sempet ganti baju. Saat nyender di mobil, Senpi nongol karena baju yang saya pake keangkat,” terangnya.

Di kesempatan yang sama, Pengacara Lurah Weka, yaitu Asep Agustian SH. MH menambahkan, bahwa berita viral yang menimpa kliennya bukan karena faktor kesengajaan. Terlebih, kliennya memang memiliki izin kepemilikan Senpi khusus resmi.

Sehingga praktisi hukum yang merupakan Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Karawang – Jawa Barat ini meminta kepada semua pihak tidak membesar-besarkan informasi tersebut, sehingga menyudutkan kliennya.

“Klien saya sudah menjelaskan semua kronologisnya. Jadi saya minta tidak perlu didramatisir lagi, sehingga isunya malah terkesan diprovokasi. Padahal kepemilikan Senpi itu biasa-biasa aja,” tuturnya.

“Karena selain memiliki izin khusus kepemilikan Senpi resmi, klien saya juga merupakan pengusaha dan Anggota Perbakin,” tandasnya.***

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *